PEMANFAATAN PUPUK GOLDEN HARVEST DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI JAGUNG MANIS

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK GOLDEN HARVEST DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays L. var. saccharata Sturtev.)

PENDAHULUAN

Jagung (Zea mays) merupakan tanaman pangan yang seringkali dijadikan sebagai pengganti beras, karena biji jagung mempunyai nili gizi tinggi antara lain mengandung karbohidrat 77%, protein 10%, dan zat lainnya 0,4% (AAK, 1993). Oleh karena itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan jagung sebagai tanaman pangan diperlukan upaya peningkatan produksi baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi pertanian.
Jagung manis (Zea mays L. var. saccharata Sturtev.) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kendala yang masih ditemui dalam produksi tanaman jagung manis adalah biaya pemupukan yang masih tinggi. Selain itu, penggunaan pupuk sintetik dalam jumlah besar dan terus menerus dapat memberikan dampak negatif terhadap ekosistem pertanian seperti pengerasan tanah, kehilangan materi organik, kontaminasi logam berat dari senyawa-senyawa pupuk anorganik (Rosmayani, 2007; Stoate, dkk, 2001).
Pupuk hayati merupakan mikroorganisme hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk membantu tanaman menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Ada tiga faktor yang mendorong meningkatnya perhatian terhadap aplikasi pupuk hayati di Indonesia akhir-akhir ini, yaitu krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997, pencabutan subsidi pupuk oleh pemerintah pada tahun 1998, kelangkaan pupuk, dan tumbuhnya kesadaran terhadap potensi pencemaran lingkungan melalui penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan tidak efisien. Terjadinya krisis ekonomi dan pencabutan subsidi pupuk menyebabkan naiknya harga pupuk, sehingga petani terpaksa mengurangi penggunaan pupuk untuk tanamannya. Akibatnya terjadi penurunan produksi tanaman (FADINAP, 1999).
Penggunaan mikroba penyubur tanah dapat menyediakan hara bagi tanaman, melindungi akar dari gangguan hama dan penyakit, menstimulir sistem perakaran agar berkembang sempurna dan memperpanjang usia akar, memacu jaringan meristem pada titik tumbuh, menyediakan metabolit pengatur tumbuh tanaman, dan bioaktivator. (Saraswati dan Sumarno, 2008).
Salah satu pupuk hayati yang berkembang di Indonesia adalah pupuk Golden Harvest memiliki komposisi sebagai berikut : 1). Lactobacillus sp : 4,7 x 105 sel/ml ; 2). Azospirilium sp : 2,0 x 105 sel/ml, 3). Azotobacter sp : 7,5 x 107 sel/ml; 4). Mikroba pelarut fosfat : 1,7 x 107 sel/ml, 5). Mikroba selulolitik : 6,0 x 102 sel/ml ; 6). Hormon tumbuh IAA : 57 ppm ; dan 7). P = 34,29 ppm; K = 1,743 ppm; C organik = 0,95 %; N = 0,04 %; Fe = 44,3 ppm; Mn = 0,27 ppm; Cu = 0,81 ppm; Zn = 3,7 ppm.

Aplikasi mikroorganisme yang memiliki kemampuan membantu ketersediaan nitrogen dalam tanah sebagai biofertilizer, merupakan salah satu solusi yang perlu terus digali. Salah satu mikroorganisme yang memiliki kemampuan tersebut adalah Azotobacter.












DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung.Kanisius. Yogyakarta.
FADINAP. 1999. Supply, Marketing, Distribution, and Use of Fertilizer in Indonesia. ESCAP/FAO/UNIDO, Bangkok.

Rosmayani, E.H., 2007. Pengaruh Inokulasi Bakteri Azotobacter Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis (Zea mays L. var. saccharata Sturtev.) Skala Rumah Kaca

Saraswati, Rasti dan Sumarno, 2008. Pemanfaatan Mikroba Penyubur Tanah sebagai Komponen Teknologi Pertanian. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 3 No. 1.

Stoate C, Boatman ND, Borralho RJ, Carvalho CR, de Snoo GR, Eden P, 2001. Ecological Impacts of Arable Intensification in Europe, J Environ Manage, 63(4):337-65.

0 comments:

Posting Komentar